Kamis, 11 Juni 2015

Keindahan Alam Desa Jogotirto

Desa yang berada di ujung timur Kecamatan Berbah ini ternyata punya aneka potensi wisata  terpendam. Ada lava bantal, gua Jepang, gua Sentono Rejo, dan Candi Abang. Tidak hanya itu, desa ini juga punya kerajinan batik tulis yang khas. Keberadaan lava bantal sempat membuat tertarik Gubernur DIJ HB X. Bersama Bupati Sleman Sri Purnomo, HB X datang langsung meninjau ke lokasi. Lava bantal diperkirakan muncul pada masa tersier lebih dari dua juta tahun yang lalu. Lava bantal terbentuk dari terobosan magma di lingkungan air. Karena berada di lingkungan air, terobosan magma ini tidak membentuk gunung api, tetapi menjadi batu yang memiliki tekstur yang khas.


Cerita seputar lava bantal dan aneka potensi wisata di desanya itu diungkapkan Maryadi di depan sejumlah dosen dari  Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) yang datang ke desanya. Berbagai potensi itu, lanjut Maryadi, menjadi bekal untuk mengembangkan Jogotirto sebagai desa wisata. Selain potensi alam dan cagar budayanya, ia menyebutkan kerajinan batik tulis juga berkembang di Dusun Karongan. Itu menjadi daya pikat tersendiri. Batik tulis itu merupakan kerajinan yang dikembangkan ibu-ibu rumah tangga dusun setempat. Keberadaan batik tulis khas Jogotirto itulah yang mengundang perhatian beberapa staf pengajar UTY yang tergabung di program studi manajemen, fakultas bisnis dan teknologi informasi. “Batik tulis di Dusun Karongan telah berlangsung sekitar 10 tahun,” ucap seorang tokoh masyarakat Desa Jogotirto Suwipro Widodo.


Dusun Karongan berpenduduk sekitar 250  kepala keluarga (KK). Dusun ini berada di jantung desa. Di dusun itulah Balai Desa Jogotirto berdiri. Letak dusun ini juga tak jauh dengan gua Jepang, situs Gua Sentonorejo, maupun Candi Abang. Kerajian batik  dapat menjadi industri rumah tangga  yang diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga, ujar  Ristianawati Dwi Utami. Ristianawati adalah dosen UTY yang memimpin  tim IbM batik tulis dan turun ke Dusun Karongan. Selama penyelenggaraan pelatihan, ia melihat minat kelompok ibu rumah tangga belajar membuat batik tulis layak diapresiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar